DESAIN
RISET PEMASARAN
4.1.
Pendahuluan
Pada dasarnya desain riset
pemasaran sama dengan kaidah desain penelitian secara umum, yaitu meliputi
desain riset yang bersifat eksploratori, deskriptif, dan kausal. Untuk
menyederhanakan model-model desainnya, maka dalam bagian ini pembagian
dijadikan dua kategori. Kategori pertama yaitu desain penelitian eksploratori;
dan kedua, desain penelitian konklusif. Kategori kedua dibagi menjadi desain
penelitian deskriptif dan kausal. Pembagian ini didasarkan atas karakteristik
desain masing-masing. Desain penelitian eksploratori tidak menggunakan
hipotesis dan bersifat sebagai riset awal yang tidak digunakan untuk menjawab
masalah yang diteliti secara tuntas. Sedang disain riset konklusif menggunakan
hipotesis dan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti secara tuntas.
Sekalipun demikian untuk penelitian deskriptif, kita diperbolehkan tidak
menggunakan hipotesis.
4.2.
Desain Riset Pemasaran
Desain riset pemasaran dapat
dilihat dalam gambar 4.1.
4.2.1
Riset Eksploratori
Definisi: Riset eksploratori
ialah riset awal yang dilakukan untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan suatu
masalah.
Kegunaan: membantu
memformulasikan masalah secara lebih cepat.
Karakteristik: bersifat fleksibel
dan tidak untuk mencari kesimpulan akhir.
Medote :
- Survai yang dilakukan para ahli
- Studi kasus
- Analisis data sekunder
- Riset kualitatif dalam bentuk Focus Group Discussion
Gambar 4.1. Desain
Riset Pemasaran
4.2.2
Riset Deskriptif
Definisi: Riset untuk
menggambarkan karakteristik/gejala/fungsi suatu populasi
Kegunaan: Untuk membuat estimasi
persentase unit-unit dalam suatu populasi yang menunjukkan perilaku tertentu.
- Untuk menggambarkan kelompok yang sesuai konsumen, kelompok sales, area pasar, dll.
- Untuk menentukan karakteristik suatu produk.
- Untuk menentukan tingkatan di mana variabel-variabel yang diteliti berhubungan satu dengan yang lain.
- Untuk membuat prediksi.
Karakteristik:
- Didahului dengan perumusan hipotesis.
- Desain dirancang secara terstruktur dan terencana serta tidak fleksibel.
- Mengutamakan akurasi dan didasarkan pada pemahaman masalah sebelumnya.
Metode :
- Survei, observasi dan analisis data sekunder.
4.2.3.
Kegunaan Riset Deskriptif
Riset deskriptif biasanya
digunakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan sebagai berikut :
(Aplikasi dalam survai suatu
supermarket)
- [WHO] Siapa yang akan dianggap sebagai patron di supermarket tersebut? Kemungkinan-kemungkinan: 1) semua orang yang mengunjungi, 2) hanya orang yang membeli, 3) pengunjung yang hanya berbelanja 1 kali dalam 1 bulan.
- [WHAT] Informasi apa saja yang harus didapatkan dari responden? Kemungkinan-kemungkinan: 1) frekuensi kunjungan didasari oleh kategori produk tertentu, 2) informasi yang menyangkut psikografi dan kebiasaan menkonsumsi media.
- [WHEN] Kapan informasi harus diperoleh? Kemungkinan-kemungkinan: 1) sebelum konsumen berbelanja, 2) sementara mereka sedang berbelanja, 3) sesudah berbelanja, 4) ada interval waktu sehingga konsumen mempunyai waktu mengevaluasi pengalamannya.
- [WHERE] Di mana responden harus dihubungi? Kemungkinan-kemungkinan: 1) di dalam supermarket, 2) di luar supermarket, 3) di tempat parkir, 4) di rumah.
- [WHY] Mengapa diperlukan informasi dari responden? Kemungkinan-kemungkinan: 1) untuk meningkatkan citra, 2) meningkatkan patronase dan pangsa pasar, 3) mengembangkan strategi promosi yang lebih cepat.
- [WAY] Dengan cara seperti apa informasi dapat diperoleh dari responden? Kemungkinan-kemungkinan: 1) mengamati perilaku, 2) wawancara tatap muka, 3) wawancara telepon, 4) menggunakan surat.
Contoh-contoh di bawah ini
biasanya menggunakan metode deskriptif
1.
Studi Pasar: ukuran, kemampuan membeli konsumen, profil
konsumen
2.
Studi Pangsa Pasar
3.
Analisis Penjualan: penjualan dideskripsikan
berdasarkan area geografis, lini produk, psikografi
4.
Studi Citra: persepsi konsumen terhadap
perusahaan/produk./layanan
5.
Studi Penggunaan Produk: deskripsi pola konsumsi
6.
Studi Distribusi: menggambarkan pola alur lalu lintas
distribusi, jumlah dan lokasi distributor.
7.
Studi Penetapan Harga: menggambarkan cakupan dan
frekuensi perubahan harga dan respons konsumen terhadap rencana perubahan
harga.
8.
Studi Periklanan: mempelajari kebiasaan mengkonsumsi
media, profil audience tertentu pada program televisi dan majalah tertentu.
4.2.4.
Desain Cross Sectional
Definisi: Salah satu tipe riset
untuk mengumpulkan data/informasi dari berbagai sampel yang ditarik dari
elemen-elemen populasi yang dilakukan satu kali saja.
Jenis desain ini meliputi :
1.
Single Cross Design: satu sampel diambil dari satu
populasi dan informasi diperoleh satu kali saja.
2.
Multiple Cross Design: dua atau lebih sampel diambil
dari satu populasi dan informasi diambil satu kali saja dari masing-masing
sampel.
4.2.5.
Desain Longitudinal
Definisi: Riset menggunakan
sampel yang tetap dan diteliti secara berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu
dan interval yang tetap, misalnya setiap satu tahun sekali.
Contoh: Riset Kepuasan Pelanggan
PT. Telkom akan melihat seberapa
besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang sudah diberikan selama
ini. Penelitian dilakukan untuk mengukur Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). IKP
menggunakan skala tertentu, misalnya 1-4, 1-7 atau 1-10. skala tersebut
mengekspresikan kondisi pelanggan mulai dari sangat tidak puas sampai dengan
kondisi sangat puas dengan layanan yang sudah diberikan saat ini. Hasil riset
ini dapat digunakan untuk meningkatkan layanan di waktu-waktu yang akan dating.
4.2.6.
Riset Kausal
Definisi: Riset yang dilakukan
untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel.
Tujuan:
1.
Untuk memahami variabel mana yang berfungsi sebagai
penyebab (variabel bebas) dan variabel mana yang berfungsi sebagai akibat
(variabel tergantung).
2.
Untuk menentukan karakteristik hubungan antara variabel
penyebab dan efek yang akan diprediksi.
Karakteristik:
1.
Desain terstruktur dan terencana dengan baik.
2.
Adanya manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan).
3.
Adanya kelompok pengontrol.
4.
Dikenakan pendekatan acak atau random.
Metode : Eksperimen
Contoh: Suatu perusahaan menjual
produk ayng sama dengan menggunakan warna kemasan yang berbeda kemudian
diteliti yang mana yang lebih laku di pasar. Misalnya produk minuman dalam
botol.
4.3
Masalah dengan Berbagai Pendekatan
Pada bagian ini diberikan contoh
masalah yang didekati dengan berbagai pendekatan.
Tingkat
Definisi Masalah
|
Riset
Eksploratori (Masalah ambigu)
|
Riset
Deskriptif (Masalah jelas ada)
|
Riset
Kausal (Masalah sudah terdefinisi dengan jeleas)
|
Situasi
yang memungkinkan
|
“Perusahaan
kami terus menurun dan kami tidak tahu penyebabnya”.
|
Konsumen
yang seperti apa yang membeli produk tersebut? Siapa pula yang membeli produk
kompetitor?
|
Apakah
konsumen akan membeli jika kemasan produk tersebut diperbarui?
|
|
“Apakah
orang akan tertarik pada gagasan produk baru?”
|
Fitur-fitur
apa yang akan menarik para pembeli produk kami?
|
Model
iklan yang mana yang lebih efektif dari kedua model tersebut?
|
|
Apakah
konsumen menggunakan layanan baru perusahaan kami?
|
Nilai
tambah apa saja yang ada dalam layanan baru kami yang dapat mendorong
konsumen menggunakannya?
|
Apakah
konsumen akan mengngunakan layanan baru kami dengan menggunakan system yang
berbeda dengan layanan sejenis?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar