Sabtu, 31 Maret 2012

Bentuk-bentuk retail

Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi :
1. Discount Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya adalah Makro dan Alfa
2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat guardian, dan banyak lagi contoh lainnya.
3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya
4. Convenience Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret.
5. Catalog Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.
6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.
8. Hypermarkets / Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket hypermart dan hipermarket carrefour.


Senin, 12 Maret 2012

ANALISIS JURNAL 2



Tema : Kepuasan Konsumen
Masalah : Cara membentuk kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Alfamart di bogor
Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Alfamart di bogor
Pengarang : Wahyu stevanus
Tahun : 2012
Latar Belakang 
Pelayanan konsumen sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan, karena tanpa konsumen, maka tidak akan terjadi transaki jual beli diantara keduanya. Untuk itu kegiatan pelayanan, perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan konsumen, kepuasan konsumen dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam meningkatkan pendapatan jangka panjang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana kualitas pelayanan karyawan pada Alfamart bogor?
2) Bagaimana kepuasan konsumen terhadap Alfamart bogor?
3) Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan karyawan terhadap kepuasan konsumen pada Alfamart bogor?.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1) Untuk mengetahui kualitas pelayanan karyawan pada Alfamart bogor.
2) Untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap Alfamart bogor.
3) Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan karyawan terhadap kepuasan konsumen pada Alfamart bogor.

Metode penelitian yang digunakan adalah
Metode survey dengan jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menyatakan hubungan sebab akibat, diantara variabel X (kualitas pelayanan karyawan) akan mempengaruhi variabel Y (kepuasan konsumen) yang diteliti secara sistematis dan akurat.

Objek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen pada Alfamart bogor, populasi dari penelitian ini berjumlah 1680 orang dan sampel yang diambil sebanyak 10% dari 1680 adalah 168 orang dengan taraf kesalahan 5%, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan instrument penelitian digunakan skala likert.
Sedangkan teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan pengujian validitas yang menggunakan rumus uji korelasi product moment, kemudian realibilitasnya menggunakan teknik split half ( teknik belah dua). Analisa statistik yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment dan regresi linear sederhana dan pengujian hipotesis statistik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara kualitas pelayanan karyawan terhadap kepuasan konsumen pada Alfamart bogor. Koefisien korelasi r hitung sebesar 0,524 pada pola persamaan regresi linear sederhana Y = 16,479 + 0,508 X. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kualitas pelayanan karyawan dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, dengan kata lain, perusahaan harus melakukan pelayanan yang baik jika ingin terus mendapatkan keuntungan dari kepuasan konsumen tersebut.

Penetrasi terhadap alfamart:
Harus lebih ditingkatakan lagi produk-produk yang dikirim oleh distributor agar kebutuhan konsumen tetapa tersedia di alfamart sehingga konsumen tidak emmilih tempat lain karena kebutuhan mereka sudaj trsedia di alfamart terdekat

Persepsi terhadap alfamart:
Terkadang ada saja barang yang tidak barang yang sedang dibutuhkan yang di jual di alfamart. Ac yang di gunakan pun terkadang tidak berfungsi sehingga membuat para konsumen merasa tidak nyaman  sebaiknya sarana dan prasananya yang ada di alfamart segera diperbaiki agar konsumen tidak memilih tempat belanja lain selain alfamart

Positioning terhadap alfamart:
Alfamart ini menjual harga-harga yang memang terjangkau oleh kantong siapapun jadi semua kalangan pun bisa membeli barang yang mereka butuhkan di alfamart ini

Kelebihan:
1.       Tempatanya terjangkau
2.       Karyawannya ramah
3.       Selalu benar dalam menghitung pembelian
4.       Terkadang mengadakan potongan – potongan harga

Kelemahan:
1.       Barang kurang lengkap
2.       Sarana dan prasaran yang terkadang tidak berfungsi
3.       Tidak adanya orang untuk menjaga parkir

Analisis: 
Sebagai pengecer sebaiknya selalu memnuhi keperluan para konsumen karena jika kebutuhan konsumen tersebut tidak tersedia maka konsumen pun akan merasa enggan untuk datang ke alfamart itu. 

ANALISIS JURNAL 1




Tema : Kepuasan Konsumen
Masalah : Cara membentuk kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Matahari Departement Store Di Solo Grand Mall
Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari Departement Store Di Solo Grand Mall
Pengarang : Wahyu stevanus
Tahun : 2012
Latar Belakang

Solo Grand Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Surakarta
dengan jumlah gerai sebanyak 300 buah. Letak yang strategis dan
kelengkapan produk yang dijual merupakan 2 (dua) alasan utama yang
menjadikan Solo Grand Mall sebagai tujuan belanja masyarakat di Surakarta
dan sekitarnya. Matahari Department Store merupakan gerai terluas di Solo
Grand Mall dengan aneka produk penjualannya.
Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi
persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah
pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara
memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh
pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang berkualitas yang dapat
bersaing dan menguasai pasar.
Menurut Schnaars (dalam Tjiptono, 1997) tujuan suatu bisnis adalah
untuk menciptakan para pelanggan merasa puas. Kualitas jasa yang unggul
dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan dan akan memberikan
berbagai manfaat (Tjiptono, 1996:78) seperti:
1. Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis;
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang;
3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan;
4. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan;
5. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan; dan
6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.
Tujuan :
Mengetahui . faktor yang paling dominan
yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Matahari Department Store
di Solo Grand Mall.

Metodologi
Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden
yang diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen Matahari
Deptartmen Store di Solo Grand Mall pada bulan April sampai Juni 2004.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Matahari Deparment
Store di Solo Grand Mall Surakarta yang memiliki kartu members, yaitu
berjumlah 1.000 konsumen. Mengingat besarnya jumlah populasi, maka dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 100 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 1999:60).
Hasil dan kesimpulan
1. 1. Model Regresi Binary Logistic
2. 2. Uji Ketepatan Model Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic diperoleh bahwa
variabel independen yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap,
jaminan, dan empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hasil uji koefisien regesi diperoleh bahwa semua variabel
independen yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,
dan empati signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Saran
a. Dikarenakan empati adalah faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen, maka disarankan kepada
seluruh pegawai Matahari Departemen Store di Solo Grand Mall
untuk lebih memperhatikan pendekatan individu dengan konsumen,
sehingga dapat terjadi hubungan emosional yang baik dengan
konsumen. Rasa tanggap terhadap kebutuhan konsumen harus
dimiliki oleh setiap pegawai sehingga konsumen tidak perlu repotrepot
menanyakan barang yang diinginkan, tetapi karyawan telah
menyediakan sebelum konsumen menanyakannya. Pelayanan
konsumen lebih ditingkatkan dengan tidak membedakan status
sosial.
b Meningkatkan kondisi gedung Matahari Departemen Store yang
bersih, nyaman dengan interior yang menarik, melengkapi fasilitas
pendukung (kamar pas, kasir, parkir, escalator, keamanan, AC),
menjaga penampilan dan ketrampilan pegawai.
c Meningkatkan pelayanan yang tepat waktu, kemudahan pembayaran
di kasir yang dapat dilakukan secara cash atau menggunakan kartu
kredit dan kartu ATM, program promosi (diskon, program pada eventevent
tertentu) dilaksanakan sesuai program yang diadakan, fasilitas
kartu member/anggota (MCC) dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya (mendapatkan poin untuk kemudian dapat ditukar dengan
voucer belanja).
d Meningkatkan kecepatan pegawai dalam menanggapi permintaan
konsumen, selalu bersedia membantu kesulitan konsumen,
menyelesaikan keluhan konsumen dengan tepat, memberikan
informasi dengan jelas sesuai dengan kebutuhan konsumen.
e. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam menangani
keluhan konsumen, memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan,
kualitas produk yang dijual sesuai dengan yang dipromosikan, harga
yang terpasang pada produk sesuai dengan harga yang dibayarkan.


Penetrasi terhadap alfamart:
Meningkatkan kondisi gedung Matahari Departemen Store yang bersih, nyaman dengan interior yang menarik, melengkapi fasilitaspendukung (kamar pas, kasir, parkir, escalator, keamanan, AC), menjaga penampilan dan ketrampilan pegawai.
Meningkatkan pelayanan yang tepat waktu, kemudahan pembayaran di kasir yang dapat dilakukan secara cash atau menggunakan kartu kredit dan kartu ATM, program promosi (diskon, program pada eventevent
Persepsi terhadap alfamart:
Lebih ditingkatkan lagi cara dalam melayani konsumen karena spg-spg yang bekerja di matahari ini terkadang lebih sering ngobrol dengan teman-temannya sesame spg disbanding melayani konsumen.
Positioning terhadap alfamart:
Sebenarnya harga -harga di matahari ini tegolong agak mahal karena mamang mungkin brand-brand nya yang terkenal jadi wajar jika harganya agak sedikit mahal.  Oleh Karena itu positioning di matahari ini untuk menengah ke atas.
Kelebihan:
1.     Teradang member diskon besar-besaran.
2.    Selalu benar dalam menghitung pembelian
3.    Temapatnya nyaman
Kelemahan:
1.     Penataan baju –baju yang dijual terlalu rapat
2.    Sarana dan prasaran yang terkadang tidak berfungsi contoh eskalator
Analisis: 
Matahari ada tempat yang sudah cukup baik untuk menjual barang-barang contohnya baju , tas dll karena mereka menjual brand-brand ternama sehingga konsumen pun sangat tertarik untuk datang ke matahari

Gambaran Umum Ritail


Perkembangan Industri Retail di Indonesia begitu sangat pesat, namun tidak diiringi oleh informasi yang menunjang, sangat susah mencari informasi tentang perkembangan retail
Pengertian Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil kecil” (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai “Eceran”, Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
Klasifikasi Retail. Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
- Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.
Produk yang ditawarkan bisa meliputi :
- Perlengkapan pria ( Mens World ) dan Wanita ( Ladies World )
- Perlengkapan Remaja ( Youth World )
- Perlengkapan anak anak & permainan (Children & Toys World)
- Perlengkapan Sepatu dan Accesories ( Shoes World )
- Perlengkapan Olahraga & Alat Musik (Sport Center)
- Perlengkapan perangkat keras /Rumah tangga (Hardware)
- Perlengkapan Kosmetik
- Dan sebagainya
2. Saluran Pemasaran Retail
Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Pedagang Eceran (Retail) Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pedagang eceran (retail) merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Pedagang eceran (retail) memegang peranan penting dalam melakukan penjualan suatu produk, serta dalam memberikan pelayanan kepada konumen, sebagai pedagang eceran menjual produk-produk bahan jadi yang diperoleh dari produsen dengan mendapatkan peran untuk memasarkan dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen akhir. Hal yang menjadi kelebihan pedagang eceran (Retailing mix) yang memang diinginkan oleh konsumen serta, yaitu: merencanakan pengadaan produk (merchandising), meningkatkan fasilitas yang produktif (facility), menetapkan keputusan mengenai harga yang cukup terjangkau bagi konsumennya (price), strategi promosi yang tepat (promotion), penempatan lokasi yang strategis (location), memberikan pelayanan konsumen dengan cepat (customer services) serta memberikan pelayanan jasa yang dengan baik (personnel). Unsur-unsur tersebut dianggap begitu penting bagi konsumen, hal ini dapat terlihat dimana konsumen menginginkan pedagang eceran dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang baik serta memberikan kepuasan bagi konsumen, sedangkan pengecer menginginkan agar konsumen merasa puas terhadap kinerja bauran pemasaran yang dilakukan oleh pedagang eceran.
Perantara
1. Perantara pedagang
Perantara pedagang bertanggung jawab atas kepemilikan barang yang dipasarkannya. Meliputi :
- Pedagang besar (wholesaler) yaitu pedagang yang pembelinya adalah pedagang juga bukan konsumen akhir. barang yang dibeli di sini akan dijual lagi, sehingga pembeliannya pun dalam jumlah yang relatif besar. Sebagai contoh adalah CV. Sugito adalah pedagang besar olie/minyak pelumas di Yogyakarta.
- Pengecer (retailer) yaitu pedagang yang pembelinya adalah konsumen akhir , dimana barang yang dibelinya akan langsung dikonsumsi, oleh karena itu jumlah pembeliannya relatif sedikit. Contoh : pedagang di pasar Bering Harjo, Ramai supermarket, pedagang asongan dll.
2. Perantara agen
Perantara agen ini tidak mempunyai hak milik atas barang yang ditanganinya. macamnya :
- Agen penunjang adalah agen yang ikut aktif dalam pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Perantara agen ini meliputi perusahaan transportasi, broker.
- Agen pelengkap adalah agen yang tidak secara aktif dalam pemindahan barang, tetapi ikut memperlancar proses pemindahan arang. Contohnya : bank sebagai penjamin L/C, perusahaan asuransi sebagai penanggung resiko.
3. Proses Perencanaan Manajeman Ritail
Pengertian Manajemen Ritel Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.
1. Berdasarkan Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan salah satu dasar dalam mengelompokan pedagang eceran, karena bedanya ukuran akan memberikan pengaruh terhadap permasalahan manajemen yang berbeda. Misalnya dalam hal pembelian, promosi, dan pengeluaran biaya. Dengan klasifikasi ini pedagang eceran dibagi menjadi dua yaitu: pedagang eceran dengan skala besar (large scale retailer) dan pedagang eceran dengan skala kecil (small scale retailer). Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
– Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi :
Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
2. Berdasarkan Jajaran Produk Yang Dikelola
Berdasarkan jajaran produk yang dikelola dapat digolongkan menjadi: General merchandise store dan limited line store. General merchandise store adalah pedagang eceran yang menjual berbagai macam produk contoh: departemen store. Sedangkan limited line store adalah pedagang eceran yang menjual barang-barang tertentu (speciality store) contoh: toko sepatu, toko meubel, toko roti.
3. Berdasarkan Bentuk Kepemilikan
Berdasarkan bentuk kepemilikan umumnya pedegang eceran dapat digolongkan menjadi:
1. Coorporate Chain Store
Coorporate Chain Store adalah organisasi yang terdiri dari dua atau lebih toko eceran yang dimiliki dan dikelola secara sentral.
2. Independent Retailer
Independent Retail adalah pedagang eceran yang berdiri sendiri dimiliki dan dikelola pemilik tidak tergantung pada organisasi atau toko lainnya.
3. Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer
Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer adalah timbulnya persaingan dari coorporate chain store membawa pengecer independent membentuk asosiasi yang dapat berupa rantai sukarela (kelompok yang diseponsori oleh produsen / whoresaler) atau asosiasi retail independent (gabungan berupa retail independent).
4. Franchising
Franchising adalah usaha eceran yang terbentuk dari perjanjian kontrak antara franchiser sebagi pemilik hak paten merk dengan franchise, dengan cara franchise membeli hak untuk menjual barang dan jasa atas nama franchiser.
4. Berdasarkan Metode Operasi
Berdasarkan metode operasinya pedagang eceran dapat di klasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu:
a. Full Service Retailing
Full service retailing adalah bentuk pedagang eceran yang sudah umum, yang memberikan pelayanan sepenuhnya. Bentuk ini khususnya diperlikan untuk barang-barang yang memerlukan banyak penjelasan atau perlu dicocokan dulu sebelum dibeli. Misalnya: barang elektronik, pakaian di butik.
b. Supermarket Retailing
Supermarket retailing adalah bentuk pedagang eceran skala besar yang menyediakan berbagai jenis barang yang dikelompokan menurut jenis produk masing-masing, memberikan kebebasan dan melayani sendiri bagi langganannya
c. Discount Retailing
Discount retailing adalah toko eceran skala besar yang menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah atau memberikan potongan harga yang cukup besar, tetapi dengan pelayanan yang lebih sedikit, pengambilan keuntungan dari jenis ini kecil, mereka mengharapkan tingkat turn over yang tinggi.
d. Non Store Retailing
Non store retailing adalah pedagang eceran yang menawarkan produknya langsung kepada konsumen tanpa mempergunakan toko, bentuknya antara lain:
1. House selling or door to door selling, penjualan dengan menawarkan produknya langsung kerumah konsumen, umumnya dengan cara mendatangi dari pintu ke pintu. Ada juga dengan cara menyelenggarakan sales presentation dalam suatu pertemuan.
2. Mail Order selling, penjualan dengan menggunakan
katalog atau daftar barang-barang yang ditawarkan dan pemesanan dilakukan dengan menggunakan syarat pemesanan.
3. Automatic Vending adalah cara penjualan dengan
menggunakan mesin yang secara otomatis akan melayani pembeli.

Gambaran Umum Ritail


Perkembangan Industri Retail di Indonesia begitu sangat pesat, namun tidak diiringi oleh informasi yang menunjang, sangat susah mencari informasi tentang perkembangan retail
Pengertian Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil kecil” (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai “Eceran”, Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
Klasifikasi Retail. Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
- Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.
Produk yang ditawarkan bisa meliputi :
- Perlengkapan pria ( Mens World ) dan Wanita ( Ladies World )
- Perlengkapan Remaja ( Youth World )
- Perlengkapan anak anak & permainan (Children & Toys World)
- Perlengkapan Sepatu dan Accesories ( Shoes World )
- Perlengkapan Olahraga & Alat Musik (Sport Center)
- Perlengkapan perangkat keras /Rumah tangga (Hardware)
- Perlengkapan Kosmetik
- Dan sebagainya
2. Saluran Pemasaran Retail
Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Pedagang Eceran (Retail) Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pedagang eceran (retail) merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Pedagang eceran (retail) memegang peranan penting dalam melakukan penjualan suatu produk, serta dalam memberikan pelayanan kepada konumen, sebagai pedagang eceran menjual produk-produk bahan jadi yang diperoleh dari produsen dengan mendapatkan peran untuk memasarkan dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen akhir. Hal yang menjadi kelebihan pedagang eceran (Retailing mix) yang memang diinginkan oleh konsumen serta, yaitu: merencanakan pengadaan produk (merchandising), meningkatkan fasilitas yang produktif (facility), menetapkan keputusan mengenai harga yang cukup terjangkau bagi konsumennya (price), strategi promosi yang tepat (promotion), penempatan lokasi yang strategis (location), memberikan pelayanan konsumen dengan cepat (customer services) serta memberikan pelayanan jasa yang dengan baik (personnel). Unsur-unsur tersebut dianggap begitu penting bagi konsumen, hal ini dapat terlihat dimana konsumen menginginkan pedagang eceran dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang baik serta memberikan kepuasan bagi konsumen, sedangkan pengecer menginginkan agar konsumen merasa puas terhadap kinerja bauran pemasaran yang dilakukan oleh pedagang eceran.
Perantara
1. Perantara pedagang
Perantara pedagang bertanggung jawab atas kepemilikan barang yang dipasarkannya. Meliputi :
- Pedagang besar (wholesaler) yaitu pedagang yang pembelinya adalah pedagang juga bukan konsumen akhir. barang yang dibeli di sini akan dijual lagi, sehingga pembeliannya pun dalam jumlah yang relatif besar. Sebagai contoh adalah CV. Sugito adalah pedagang besar olie/minyak pelumas di Yogyakarta.
- Pengecer (retailer) yaitu pedagang yang pembelinya adalah konsumen akhir , dimana barang yang dibelinya akan langsung dikonsumsi, oleh karena itu jumlah pembeliannya relatif sedikit. Contoh : pedagang di pasar Bering Harjo, Ramai supermarket, pedagang asongan dll.
2. Perantara agen
Perantara agen ini tidak mempunyai hak milik atas barang yang ditanganinya. macamnya :
- Agen penunjang adalah agen yang ikut aktif dalam pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Perantara agen ini meliputi perusahaan transportasi, broker.
- Agen pelengkap adalah agen yang tidak secara aktif dalam pemindahan barang, tetapi ikut memperlancar proses pemindahan arang. Contohnya : bank sebagai penjamin L/C, perusahaan asuransi sebagai penanggung resiko.
3. Proses Perencanaan Manajeman Ritail
Pengertian Manajemen Ritel Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.
1. Berdasarkan Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan salah satu dasar dalam mengelompokan pedagang eceran, karena bedanya ukuran akan memberikan pengaruh terhadap permasalahan manajemen yang berbeda. Misalnya dalam hal pembelian, promosi, dan pengeluaran biaya. Dengan klasifikasi ini pedagang eceran dibagi menjadi dua yaitu: pedagang eceran dengan skala besar (large scale retailer) dan pedagang eceran dengan skala kecil (small scale retailer). Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
– Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi :
Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
2. Berdasarkan Jajaran Produk Yang Dikelola
Berdasarkan jajaran produk yang dikelola dapat digolongkan menjadi: General merchandise store dan limited line store. General merchandise store adalah pedagang eceran yang menjual berbagai macam produk contoh: departemen store. Sedangkan limited line store adalah pedagang eceran yang menjual barang-barang tertentu (speciality store) contoh: toko sepatu, toko meubel, toko roti.
3. Berdasarkan Bentuk Kepemilikan
Berdasarkan bentuk kepemilikan umumnya pedegang eceran dapat digolongkan menjadi:
1. Coorporate Chain Store
Coorporate Chain Store adalah organisasi yang terdiri dari dua atau lebih toko eceran yang dimiliki dan dikelola secara sentral.
2. Independent Retailer
Independent Retail adalah pedagang eceran yang berdiri sendiri dimiliki dan dikelola pemilik tidak tergantung pada organisasi atau toko lainnya.
3. Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer
Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer adalah timbulnya persaingan dari coorporate chain store membawa pengecer independent membentuk asosiasi yang dapat berupa rantai sukarela (kelompok yang diseponsori oleh produsen / whoresaler) atau asosiasi retail independent (gabungan berupa retail independent).
4. Franchising
Franchising adalah usaha eceran yang terbentuk dari perjanjian kontrak antara franchiser sebagi pemilik hak paten merk dengan franchise, dengan cara franchise membeli hak untuk menjual barang dan jasa atas nama franchiser.
4. Berdasarkan Metode Operasi
Berdasarkan metode operasinya pedagang eceran dapat di klasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu:
a. Full Service Retailing
Full service retailing adalah bentuk pedagang eceran yang sudah umum, yang memberikan pelayanan sepenuhnya. Bentuk ini khususnya diperlikan untuk barang-barang yang memerlukan banyak penjelasan atau perlu dicocokan dulu sebelum dibeli. Misalnya: barang elektronik, pakaian di butik.
b. Supermarket Retailing
Supermarket retailing adalah bentuk pedagang eceran skala besar yang menyediakan berbagai jenis barang yang dikelompokan menurut jenis produk masing-masing, memberikan kebebasan dan melayani sendiri bagi langganannya
c. Discount Retailing
Discount retailing adalah toko eceran skala besar yang menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah atau memberikan potongan harga yang cukup besar, tetapi dengan pelayanan yang lebih sedikit, pengambilan keuntungan dari jenis ini kecil, mereka mengharapkan tingkat turn over yang tinggi.
d. Non Store Retailing
Non store retailing adalah pedagang eceran yang menawarkan produknya langsung kepada konsumen tanpa mempergunakan toko, bentuknya antara lain:
1. House selling or door to door selling, penjualan dengan menawarkan produknya langsung kerumah konsumen, umumnya dengan cara mendatangi dari pintu ke pintu. Ada juga dengan cara menyelenggarakan sales presentation dalam suatu pertemuan.
2. Mail Order selling, penjualan dengan menggunakan
katalog atau daftar barang-barang yang ditawarkan dan pemesanan dilakukan dengan menggunakan syarat pemesanan.
3. Automatic Vending adalah cara penjualan dengan
menggunakan mesin yang secara otomatis akan melayani pembeli.

Gambaran Umum Ritail


Perkembangan Industri Retail di Indonesia begitu sangat pesat, namun tidak diiringi oleh informasi yang menunjang, sangat susah mencari informasi tentang perkembangan retail
Pengertian Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil kecil” (Risch, 1991 ). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail bisa juga di artikan sebagai “Eceran”, Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
Klasifikasi Retail. Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
- Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ) Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.
Produk yang ditawarkan bisa meliputi :
- Perlengkapan pria ( Mens World ) dan Wanita ( Ladies World )
- Perlengkapan Remaja ( Youth World )
- Perlengkapan anak anak & permainan (Children & Toys World)
- Perlengkapan Sepatu dan Accesories ( Shoes World )
- Perlengkapan Olahraga & Alat Musik (Sport Center)
- Perlengkapan perangkat keras /Rumah tangga (Hardware)
- Perlengkapan Kosmetik
- Dan sebagainya
2. Saluran Pemasaran Retail
Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Pedagang Eceran (Retail) Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pedagang eceran (retail) merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Pedagang eceran (retail) memegang peranan penting dalam melakukan penjualan suatu produk, serta dalam memberikan pelayanan kepada konumen, sebagai pedagang eceran menjual produk-produk bahan jadi yang diperoleh dari produsen dengan mendapatkan peran untuk memasarkan dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen akhir. Hal yang menjadi kelebihan pedagang eceran (Retailing mix) yang memang diinginkan oleh konsumen serta, yaitu: merencanakan pengadaan produk (merchandising), meningkatkan fasilitas yang produktif (facility), menetapkan keputusan mengenai harga yang cukup terjangkau bagi konsumennya (price), strategi promosi yang tepat (promotion), penempatan lokasi yang strategis (location), memberikan pelayanan konsumen dengan cepat (customer services) serta memberikan pelayanan jasa yang dengan baik (personnel). Unsur-unsur tersebut dianggap begitu penting bagi konsumen, hal ini dapat terlihat dimana konsumen menginginkan pedagang eceran dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang baik serta memberikan kepuasan bagi konsumen, sedangkan pengecer menginginkan agar konsumen merasa puas terhadap kinerja bauran pemasaran yang dilakukan oleh pedagang eceran.
Perantara
1. Perantara pedagang
Perantara pedagang bertanggung jawab atas kepemilikan barang yang dipasarkannya. Meliputi :
- Pedagang besar (wholesaler) yaitu pedagang yang pembelinya adalah pedagang juga bukan konsumen akhir. barang yang dibeli di sini akan dijual lagi, sehingga pembeliannya pun dalam jumlah yang relatif besar. Sebagai contoh adalah CV. Sugito adalah pedagang besar olie/minyak pelumas di Yogyakarta.
- Pengecer (retailer) yaitu pedagang yang pembelinya adalah konsumen akhir , dimana barang yang dibelinya akan langsung dikonsumsi, oleh karena itu jumlah pembeliannya relatif sedikit. Contoh : pedagang di pasar Bering Harjo, Ramai supermarket, pedagang asongan dll.
2. Perantara agen
Perantara agen ini tidak mempunyai hak milik atas barang yang ditanganinya. macamnya :
- Agen penunjang adalah agen yang ikut aktif dalam pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Perantara agen ini meliputi perusahaan transportasi, broker.
- Agen pelengkap adalah agen yang tidak secara aktif dalam pemindahan barang, tetapi ikut memperlancar proses pemindahan arang. Contohnya : bank sebagai penjamin L/C, perusahaan asuransi sebagai penanggung resiko.
3. Proses Perencanaan Manajeman Ritail
Pengertian Manajemen Ritel Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.
1. Berdasarkan Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan salah satu dasar dalam mengelompokan pedagang eceran, karena bedanya ukuran akan memberikan pengaruh terhadap permasalahan manajemen yang berbeda. Misalnya dalam hal pembelian, promosi, dan pengeluaran biaya. Dengan klasifikasi ini pedagang eceran dibagi menjadi dua yaitu: pedagang eceran dengan skala besar (large scale retailer) dan pedagang eceran dengan skala kecil (small scale retailer). Klasifikasi Retail Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
- Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.
Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship)
– Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi :
Departemen Store – Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
2. Berdasarkan Jajaran Produk Yang Dikelola
Berdasarkan jajaran produk yang dikelola dapat digolongkan menjadi: General merchandise store dan limited line store. General merchandise store adalah pedagang eceran yang menjual berbagai macam produk contoh: departemen store. Sedangkan limited line store adalah pedagang eceran yang menjual barang-barang tertentu (speciality store) contoh: toko sepatu, toko meubel, toko roti.
3. Berdasarkan Bentuk Kepemilikan
Berdasarkan bentuk kepemilikan umumnya pedegang eceran dapat digolongkan menjadi:
1. Coorporate Chain Store
Coorporate Chain Store adalah organisasi yang terdiri dari dua atau lebih toko eceran yang dimiliki dan dikelola secara sentral.
2. Independent Retailer
Independent Retail adalah pedagang eceran yang berdiri sendiri dimiliki dan dikelola pemilik tidak tergantung pada organisasi atau toko lainnya.
3. Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer
Rantai Sukarela dan Asosiasi Pengecer adalah timbulnya persaingan dari coorporate chain store membawa pengecer independent membentuk asosiasi yang dapat berupa rantai sukarela (kelompok yang diseponsori oleh produsen / whoresaler) atau asosiasi retail independent (gabungan berupa retail independent).
4. Franchising
Franchising adalah usaha eceran yang terbentuk dari perjanjian kontrak antara franchiser sebagi pemilik hak paten merk dengan franchise, dengan cara franchise membeli hak untuk menjual barang dan jasa atas nama franchiser.
4. Berdasarkan Metode Operasi
Berdasarkan metode operasinya pedagang eceran dapat di klasifikasikan menjadi 4 tipe yaitu:
a. Full Service Retailing
Full service retailing adalah bentuk pedagang eceran yang sudah umum, yang memberikan pelayanan sepenuhnya. Bentuk ini khususnya diperlikan untuk barang-barang yang memerlukan banyak penjelasan atau perlu dicocokan dulu sebelum dibeli. Misalnya: barang elektronik, pakaian di butik.
b. Supermarket Retailing
Supermarket retailing adalah bentuk pedagang eceran skala besar yang menyediakan berbagai jenis barang yang dikelompokan menurut jenis produk masing-masing, memberikan kebebasan dan melayani sendiri bagi langganannya
c. Discount Retailing
Discount retailing adalah toko eceran skala besar yang menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah atau memberikan potongan harga yang cukup besar, tetapi dengan pelayanan yang lebih sedikit, pengambilan keuntungan dari jenis ini kecil, mereka mengharapkan tingkat turn over yang tinggi.
d. Non Store Retailing
Non store retailing adalah pedagang eceran yang menawarkan produknya langsung kepada konsumen tanpa mempergunakan toko, bentuknya antara lain:
1. House selling or door to door selling, penjualan dengan menawarkan produknya langsung kerumah konsumen, umumnya dengan cara mendatangi dari pintu ke pintu. Ada juga dengan cara menyelenggarakan sales presentation dalam suatu pertemuan.
2. Mail Order selling, penjualan dengan menggunakan
katalog atau daftar barang-barang yang ditawarkan dan pemesanan dilakukan dengan menggunakan syarat pemesanan.
3. Automatic Vending adalah cara penjualan dengan
menggunakan mesin yang secara otomatis akan melayani pembeli.